Begini cara TNI Manunggal Bersama Rakyat untuk Tingkatkan Keimanan, Sholat Jumat Bersama

Ada yang berbeda di Masjid Masjid Babussalan Ds. Alitupu Kec. Lore Utara Kab. Poso., tidak seperti biasanya. Pasalnya, yang bertindak sebagai Imam dan Khatib bukan Ustadz yang biasa mengisi di Masjid tersebut, melainkan anggota TNI Korem 132/Tadulako. Juam’t (11/6/2021).


Hal ini merupakan kehormatan besar bisa diberi kepercayaan dari masyarakat untuk menjadi Khatib di Desa ini. Pada awalnya Kasiter Kasrem 132/Tdl Kolonel Inf H. Rahman T Leho, M.Si. melaksanakan Komunikasi Sosial (Komsos) di Desa Kalimago dalam rangka guna mempererat hubungan dengan masyarakat.


Bertindak sebagai Khotib Kasiter Kasrem 132/Tdl Kolonel Inf H. Rahman T Leho, M.Si.  dengan tema “Merajut persatuan dan kesatuan Bangsa” kepada seluruh Jamaah sholat Jumat yang hadir.


“Untuk merajut Persatuan dan Kesatuan Bangsa kita umat Islam harus mengerti tentang Ukhuwah Islamiyah dan uhkuwah wathoniyah. Uhkuwah Islamiyah merupakan arti mempererat hubungan antara umat Islam sedangkan Ukhuwah Wathaniyah yang merupakan arti mempererat hubungan antara umat meskipun berbeda agama atau suku untuk mencintai NKRI”.

Dengan pemahaman Uhkuwah Wathoniyah kita harus bisa menciptakan rasa kekeluargaan, semangat bersatu, saling tolong-menolong, peduli pada sesama, dan gotong-royong dalam kehidupan bermasyarakat. Menciptakan keadaan sosial masyarakat yang lebih baik, rukun, seimbang, selaras, tentram, setia kawan, aman, dan damai. Harapannya kita semua saling mempererat silahturahmi, persatuan dan kesatuan untuk mencintai NKRI.

Selanjutnya, Mencintai tanah air adalah bagian dari iman karena tanah air merupakan sarana primer untuk melaksanakan perintah agama. Tanpa tanah air, seseorang akan menjadi tunawisma. Tanpa tanah air, agama seseorang kurang sempurna, dan tanpa tanah air, seseorang akan menjadi terhina.


Dalam konteks Indonesia, menjaga kemerdekaan RI, menjaga Pancasila, menjaga Bhineka Tunggal Ikha, menjaga NKRI, dan menjaga Undang-undang 1945 adalah bagian dari iman dan agama. 


Al-Qur’an telah memposisikan umat Islam pada posisi yang merdeka, mulia, terhormat, maju, dan mandiri. Ketika umat Islam dalam posisi terbelakang, miskin, atau dalam kondisi yang mundur, lebih disebabkan oleh kecerobohan umat Islam sendiri, yaitu meninggalkan kewajiban dalam mengelola kehidupan duniawi.


Wajib bagi umat Islam untuk bekerja, mandiri, dan produktif dalam segala kebutuhan, walaupun hanya memproduksi sebuah jarum maupun garam.


Umat Islam tidak boleh tergantung pada umat lain. Sebab tolok ukur kekuatan umat Islam tergantung terhadap kemandiriannya dalam mencukupi kebutuhan. Untuk mengisi kemerdekaan dan mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, maju dan berdaulat, setiap warga memperjuangkan bangsa sesuai profesi masing-masing.


Jika menjadi pejabat, jadilah pejabat yang baik, amanah, jujur, dan tidak korupsi. Jika menjadi pendidik, jadilah pendidik yang baik, produktif dalam karya ilmiah, jujur, dan mengabdi di masyarakat. Jika menjadi pelajar, jadilah pelajar yang rajin menuntut ilmu di bidang masing-masing, karena ilmumu kelak dibutuhkan oleh bangsa dan umat. 


Secara umum, jadilah warga Negara yang selalu berusaha berbuat baik dalam segala kondisi, tempat, dan berperilaku baik dengan akhlak yang mulia.


Berusaha untuk berbudi pekerti luhur, menjaga moral, dan membangun kecintaan terhadap tanah air dengan jalan yang baik,” papar Kolonel Inf H. Rahman T Leho, M.Si.Khotbah Jum’atnya.

Sholat Jumat ini dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan covid-19 seperti mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. (Penrem_132)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *