Korem 132/Tdl, Menggelar Pameran Senjata Tradisional Palu.

Korem 132/Tadulako bersama Komunitas Pusaka Tadulako Sulteng menggelar pameran pusaka atau senjata tradisional di Halaman Makorem 132/Tdl, Minggu (5/9/2021). Selain pameran, juga dilaksanakan Webinar Internasional.

Komandan Korem 132/Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf, M. A dalam sambutannya mengatakan, pameran senjata tradisional atau pusaka sebagai darma bakti Korem 132/Tdl kepada masyarakat Sulteng. Pameran sebagai upaya melestarikan dan menjaga nilai kebudyaan termasuk benda-benda pusaka.

Di Sulteng sendiri identik dengan benda pusaka berupa Guma, Doke dan Kaliavo. Ketiga pusaka ini, diyakni jenis senjata tradisional yang digunakan para pemimpin atau Tadulako di zaman dulu.

Lebih lanjut,“Guma, Doke dan Kaliavo adalah senjata tradisional masyarakat Sulteng di zaman perang. Adanya pameran seperti ini, agar masyarakat bisa menjaga dan merawat benda pusaka,”kata Danrem.

Brigjen TNI Farid Makruf, M.A juga menginginkan, Korem 132/Tdl menjadi pusat informasi tentang Tadulako dan benda pusaka di Sulteng. Sehingga, masyarakat yang ingin mengetahui sejarah tentang benda tersebut, bisa mendatangi Korem 132/Tdl.

“Saya juga ingin membangun museum Guma, dan menulis buku tentang Tadulako,”tambahnya.

Sementara itu, Komunitas Pusaka Tadulako Sulteng, Rifai mengatakan, keberadaan benda pusaka seperti Guma, Doke dan Kaliavo masih sering digunakan masyarakat Sulteng untuk keperluan tertentu.
“Guma dan kaliavo ini bisanya digunakan di ritual adat, Doke masih digunakan untuk adat metambuli dihajatan nikah,”ungkapnya.

Menurutnya, Guma benda pusaka yang digunakan masyarakat Sulteng dizaman dulun untuk melawan musuh. Namun,ada beberapa jenis Guma di Sulteng. Guma juga tersebar dibeberapa daerah Sulteng yang bersubetnik Kaili, seperti, Kota Palu, Sigi, Parmout, Pamona dan beberapa daerah lainnya. Sama halnya dengan senjata Tradisional Doke. Senjata mirip tombak ini juga digunakan di masa perang. Sementara Kaliavo senjata yang berperan sebagai tameng.

“Ada beberapa jenis Guma, tergantung siapa yang punya. Yang disebut Tadulako punya ciri khas tersendiri. Seperti bentuk gagang dan lainnya,”kata Rifai.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Gubernur Sulteng, H. Rusdy Mastura, Danrem 132/Tdl, Brigjen TNI Farid Makruf, M.A, Ketua Persit KCK Koorcabrem 132 PD XIII/Mdk, Ketua DPRD Prov Sulteng, diwakili Ketua Komisi IV, Drs. Alimudin Pada, Kadisbudpar Prov Sulteng, Kadisdik Prov Sulteng, Ketua Dewan Adat Kota Palu, Dr.Timudin Mangera Bouwo, M.Si, Ketua Dewan Adat Kab Sigi, Atman, S.Pt., M.Si.Drs. Hidayat, M.Si.Rektor Untad Sulteng, Prof. Dr. Ir. Mahfudz, M.P, Para Kasi Kasrem 132/Tdl, Dandim 1306/Dgl, Dankasadisjan Jajaran Korem 132/Tdl, Para Perwira Korem 13/Tdl, Komunitas Pusaka Tadulako, Kota Palu, Muh. Fagil, Hasan Lisulangi, Budayawan Cerita Sulteng (Pemerhati Sejarah, Sigi), Ki Kumbang, Master Golok Indonesia, Banten, Bapak Rivai, Komunitas Pusaka Tadulako dan ketua Adat Palu. (Penrem_132)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *