Melihat Pendekatan Jenderal Dudung dalam Mengatasi Radikalisme di Poso

Dilantik sebagai KASAD ke-33 oleh Presiden RI, Joko Widodo, Jenderal TNI Dudung Abdurachman siapkan program untuk mengatasi radikalisme di Indonesia. Pada kunjungan ke Poso Sulawesi Tengah, orang nomor satu di jajaran TNI AD ini menegaskan bahwa pentingnya mengatasi radikalisme dengan pendekatan-pendekatan yang lebih persuasif.

Bahkan pada kunjungan KASAD yang turut dihadiri oleh Danrem 132 Tadulako ini, Jenderal Dudung memerintahkan Brigjen TNI Farid Makruf untuk menyiapkan program-program strategis dalam mengatasi potensi radikalisme, terutama di wilayah Poso.

Perintah KASAD ini langsung direspon oleh Komandan Korem yang berada di bawah Kodam XIII Merdeka ini dengan memaparkan tiga program strategis dari Korem 132 Tadulako. Disampaikan Jenderal bintang satu ini, bahwa Korem 132 Tadulako beserta jajaran yang berada di bawahnya, telah menyiapkan program untuk mengatasi radikalisme di Poso.

Adapun program yang diusung oleh Danrem 132 Tadulako yang memiliki wilayah kerja Provinsi Sulawesi Tengah ini, antara lain dengan program Banua Sintuwu Maroso (Rumah Persatuan) yang bekerjasama dg Universitas Sintuwu Marosso Poso.

Program ini nantinya akan memberikan anak-anak di Poso edukasi tentang wawasan kebangsaan, nilai-nilai luhur bangsa, dan mengajarkan bahwa perbedaan itu bukan permasalahan. Tapi merupakan modal untuk persatuan dan kesatuan anak bangsa. Program ini sendiri dipimpin oleh ibu Sartika Andi dari Unsimar.

“Sesuai arahan Bapak KASAD, kami menyiapkan beberapa program deradikalisasi di Poso. Seperti Program Program Banua Sintuwu Maroso atau Rumah Persatuan ini untuk menunjukan kepada anak-anak di Poso, bahwa perbedaan itu adalah hal yang lumrah. Dan perbedaan itu bukan berarti permusuhan, namun dipandang sebagai kekayaan dalam persaudaraan dan persatuan,” terang Brigjen Farid Makruf.

Selanjutnya program sinkronisasi DAI-TNI-POLRI, yang menugaskan prajurit TNI-POLRI yang memiliki kemampuan dalam memberikan ceramah agama, untuk membantu memberikan ceramah agama sekaligus mensosialisasikan wawasan kebangsaan kepada masyarakat di Poso, dalam rangka memerangi radikalisme.

“Nah program DAI-TNI-POLRI ini Alhamdulillah mendapatkan respon bagus dari masyarakat Poso. Kemarin kebetulan ada 7 prajurit yang merupakan lulusan pesantren dan punya kemampuan untuk memberikan ceramah agama. Alhamdulillah sekarang mereka mulai banyak diminta memberikan ceramah di mesjid-mesjid yang ada di Poso, sambil terus memberikan pemahaman akan wawasan kebangsaan kepada masyarakat,” tambahnya lagi.

Sementara untuk Program Pesantren Gratis, Brigjen TNI Farid Makruf mengakui saat ini masih dalam tahap perencanaan. Diharapkan dengan adanya pesantren gratis ini, anak-anak dan generasi muda di Poso bisa mengenal agama Islam secara lebih menyeluruh, dan mengerti akan keindahan Islam itu sendiri dalam memandang perbedaan.

“Untuk program pesantren gratis, saat ini memang masih dalam tahap perencanaan. Mudah-mudahan dengan kerjasama banyak pihak bisa bisa direalisasikan sesegeranya,” harap Danrem yang sudah 16 bulan memimpin Korem 132 Tadulako ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *